top of page

Notulensi “Bincang-Bincang Tes SBK Beasiswa LPDP Bersama Kelas Daring IELTS NTT” (Bagian II)

Updated: Dec 29, 2019

Penulis: Albert Christian Soewongsono

Bagian I notulensi diskusi tes SBK Beasiswa LPDP bersama Kelas Daring IELTS NTT dapat dibaca pada tautan ini: https://assosiasimitra.wordpress.com/2019/10/12/notulensi-bincang-bincang-tes-sbk-beasiswa-lpdp-bersama-kelas-daring-ielts-ntt-bagian-i/


Martha: Terima kasih kak Albert dan kak Kristian, para peserta sepertinya semangat sekalikak untuk membahas tentang esssay on the spot ini, semoga membantu ya jawaba-jawaban yang telah diberikan narasumber :). Kami juga tentu berharap rekan-rekan yang ada di grup diskusi ini semakin termotivasi untuk meningkatkan kemampuan diri dan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi! Semangat rekan-rekan!:). Pertanyaan lainnya kak:

  1. Bagaimana tips mengerjakan tes kepribadian?(Ertus) Saya rasa ini sudah dijawab ya, namun silahkan jika narasumber ingin lebih menjelaskan.

  2. Apakah prestasi dan kegiatan yang diikuti harus dibuktikan dengan sertifikat?(Watul)

Kris: Mungkin saya menjawab nomer 2 ya kak. kalau saya kemaren tidak pada saat pendaftaran.


Albert: Saya jawab pertanyaan kedua ya:


Ya sebaiknya begitu. Pada waktu pendaftaran, ada bagian tersendiri untuk mengunggah sertifikat-sertifikat penghargaan yang pernah diperoleh. Sebenarnya banyak yang tidak sadar, kalau jejak digital seperti publikasi di media massa online maupun artikel itu juga dapat dimasukkan. Dimana memasukkannya? bisa dimasukkan linknya dalam esai pendaftaran yang dibuat. Jadi ini juga merupakan salah satu tips ketika menulis esai untuk pendaftaran. Supaya dapat memuat sebanyak mungkin informasi yang relevan, untuk itu silahkan saja dimasukkan linknya untuk yang menilai bisa membaca lebih lanjut. Gimana kalau tidak ada jejak digital seperti artikel di media massa? ya dari sekarang teman-teman bisa membuat blog pribadi untuk memulai menulis. Saya kembalikan ke moderator 🙂


Martha: hehee iya kak, semoga semakin banyak yang tergerak hatinya untuk menulis artikel yang bermanfaat ya kak. Baik, selanjutnya kak,

  1. Apakah ada rekomendasi belajar online untuk TPA? (Adis)

  2. Apakah bisa diberikan contoh-contoh topik atau isu untuk esai? (Adis)

Albert: Saya dulu kalau TPA belajar sendiri sih, tapi ide bagus juga. Mungkin nanti kelas daring ini bisa dibuka untuk mencakup TPA juga.


Kris: Terima kasih kak buat pertanyaannya…

  1. saya kemarin lihat di website http://www.tryout.id.

  2. Kemarin saya dapat isu mengenai demam berdarah. Mantap kak🙏, untuk nomer 2 sendiri saya dapat kalimatnya kurang lebih seperti ini “Anda adalah seorang mentri kesehatan dan wabah di indonesia yang lagi concern sekarang yaitu demam berdarah. kira2 apa yang akan buat untuk menanggulangi wabah tersebut? “

Martha: Wah tentu akan sangat bermanfaat ya kak Albert jika akan diadakan kelas daring khusus untuk TPA, oleh karena itu rekan-rekan jangan lupa ya berikan like di halaman FB Kelas Daring IELTS NTT 2019 dan follow akun IG kami @kelas_daringieltsntt2019 untuk info-info diskusi ke depannya 🙂


Martha:  Terima kasih kak untuk jawabannya, silahkan rekan-rekan juga terus mencari informasi dan berita terkini agar siap dengan topik apapun yang akan diberikan nanti :). Berikutnya kak

  1. Apakah EOTS harus menggunakan bahasa Inggris? (Aisyah)

  2. Apakah bisa jika S1 nya adalah sarjana pendidikan bahasa inggris kemudian ingin mengambil jurusan psikologi utk S2? (Aline)

Albert: Saya jawab ya.

  1. Kalau melamar ke universitas luar negeri, wajib menggunakan Bahasa Inggris dalam penulisannya.

  2. Terima kasih sudah bertanya. Sebenarnya definisi linearitas di sini bukan berarti harus sejalan dengan latar belakang pendidikan sebelumnya, tetapi lebih ke yang saat ini bekerja dalam bidang apa. Ini diperlukan untuk justifikasi teman-teman ketika menulis esai untuk pendaftarannya.

Martha: Baik, saya rasa sudah cukup menjawab. Pertanyaan berikutnya kak

  1. Apa setiap tahun jumlah soal TPA sama? Sstandar TPA apa yang digunakan, apakah OTO Bappenas atau LPDP punya standar tersendiri?(Lucky)

  2. Bagaimana cara mengerjakan soal nomor 36 di contoh soal TPA yang dibagikan?(Ertus)

Albert:  Saya jawab ya


  1. Silahkan dijawab Kristian.

  2. Okay, karena ini tidak terlalu besar juga angkanya, jadi ada dua pendekatan di sini yang bisa dipakai. 1) kalau punya kemampuan hitung cepat, bisa dicoba-coba masing-masing pilihan jawabnnya 2)kalau mau pengerjaan yang terstruktur berarti seperti ini ya: Misalkan x = kapasitas total bejana, maka dari pernyataan bisa ditulis: 1/3(x)+ 3 =1/2(x) => 1/6(x)= 3 => x = 18

Kris: Kalau Tes TPA sendiri baru ada tahun ini ya, dan untuk apakah standarnya sama atau tidak saya tidak tahu karena saya belum pernah ikut Tes OTO Bappenas namun menurut penjelasan teman saya seusai tes kurang lebih standarnya sama yaitu 50% benar dinyatakan lulus, perbedaannya yang saya ketahui dari penjelasan teman saya yang sudah mengikuti keduanya hanya poin benarnya yaitu LPDP benar 1 dapat 3 dan OTO Bappenas benar 1 dapat 5. Dari bentuk soal saya tidak bisa menjelaskan namun dari buku yang saya baca kurang lebih sama bentuk soalnya.


Martha: Baik terima kasih kak. Lanjut ya kak ke pertanyaan berikutnya.

  1. Saat sesi EOTS dikasi kertas utk buat semacam kerangka essaynya bru diketik ke komputer atau tidak?

  2. Hasil EOTS kita jadi bahan acuan saat wawancara atau tidak?

  3. Ada info bahwa Saat mengerjakan EOTS akan diberikan semacam artikel/berita terkait topik yg hrus ditulis, pertanyaannya: essay yang  kita tulis hrus berdasarkan info dri berita yg ada atau bisa ditambahkan sesuai pengetahuan kita? Kalau boleh ditambahkan, batasannya seperti apa ya? Boleh opini atau informasi yg pasti sesuai fakta. (Dika Putri)


Kris: Menurut saya,


  1. Saat sesi EOTS kemarin saya diberikan kertas tapi hemat saya karena waktunya cukup terbatas untuk Essay sebaiknya langsung dibuat dikomputer dan dikoreksi setelahnya sehingga lebih efektif.

  2. waktu saya kemarin tidak ada pertanyaan mengenai EOTS.

  3. Iya benar saya setuju dengan K Albert kalau punya pengetahuan lebih silahkan dijelaskan dan ada sumbernya sebaiknya dicantumkan. namun bila tidak ada diisi sesuai pendapat teman-teman karena EOTS ingin mengetahui pendapat teman-teman.


Albert: Terima kasih sudah bertanya

  1. Dulu waktu jaman saya, belum pakai komputer. Jadi hanya diberikan kerta saja yang berisikan juga topik esainya.

  2. Waktu itu tidak sih. Wawancara lebih banyak berorientasi pada esai pendaftaran yang ditulis.

  3. Ya benar, jadi kalau punya pengetahuan lebih tentang topiknya silahkan ditambahkan. Opini tidak apa-apa, tetapi kalau tau datanya atau sumbernya silahkan dimasukkan saja.

Martha: Baik, saya rasa sudah cukup terjawab ya. Karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul 19.00 WITA, maka saya menutup pertanyaan-pertanyaan baru yang masuk 🙂 Kita akan lanjut ke pertanyaan berikutnya.


  1. Bagaimana jika kegiatan yang diikuti tidak diberikan sertifikat, apakah saat tes akan diminta sertifikatnya? (Santy)

  2. Apakah ada kuota dalam seleksi beasiswa LPDP? (Ivana)

  3. Apa tips mengerjakan soal numerik?(Haniva)Bagaimana cara mengerjakan soal nomer 20, mohon tips-tipsnya (Ivana)


Kris:  Menurut saya,

  1. Kalau pengalaman saya kemarin LPDP tidak meminta bukti fisik sertifikatnya tapi saat wawancara ada beberapa kegiatan yang ditanyakan namun lebih banyak fokus pada essay yang kita tulis tentang rencana dan proposal studi.

  2. Perbanyak latihan soal dan bekerjalah diwaktu yang tidak tepat (ini tips dari kak Albert sebenarnya) waktu itu saya juga bertanya hal yang sama.


Albert: Terima kasih untuk pertanyaannya


  1. Nah untuk itu bisa diakali. Caranya? Buat artikel sendiri yang bercerita tentang kegiatan itu.

  2. Tentu ada, tetapi tidak tahu berapa ya. Itu rahasia LPDP sendiri.

  3. Harus didentifikasi dulu masalahnya apa. Apa itu memahami soalnya atau berhitung cepatnya. Nanti solusi bisa diberikan sesuai masalahnya.

  4. Tips cepat: mulai dulu dari pernyataan yang merupakan fakta tunggal dan bukan kondisi. Contoh dari soal: berarti mulai dlu dari [7]. Karena ini sedikit panjang, mungkin nanti baru saya tulis saja ya penjelasan lengkapnya kalau masih perlu.

Oh iya, nanti di akhir diskusi, akan saya posting juga jawaban untuk soal-soal TPA yang tdi diunggah.


Martha: Wah terima kasih kak 🙂 Jadi rekan-rekan tidak perlu khawatir lagi ya, apabila nanti mengalami kesulitan untuk mengerjakn soal TPA yang tadi dibagikan :). Pertanyaan lainnya saya rasa sudah terjawab ya. Kita lanjutkan saja, karena kita sudah sampai dipenghujung sesi tanya jawab kak, hehee Ini dia tiga pertanyaan terakhir:


  1. Apakah peserta yang calon penerima beasiswa LPDP harus sudah diterima di universitas tujuan dulu ataukah boleh mengikuti seleksi penerimaan beasiswa dulu baru mencari universitas tujuan kak? seperti apa gambarannya kak? (Khairani)

  2. Untuk penulisan essay sebagai syarat awal (esai kontribusi dll). Kita diberikan judul dalam bahasa indonesia tapi apakah untuk pelamar luar negeri, wajib menulis dalam bahasa inggris? (Maria)

  3. Bagaimana cara mengerjakan soal Nomor 38 di contoh soal TPA yang dibagikan? (Santy)

Untuk pertanyaan nomor 3 bisa menunggu saat kunci jawaban dibagikan oleh narasumber ya, tetapi jika ingin langsung dijawab saya persilahkan 🙂


Albert: Terima kasih sudah bertanya 

  1. LoA atau Letter of Acceptance sifatnya tidak mutlak untuk syarat pendaftarannya, tetapi dengan adanya ini jika dipikir juga berpengaruh terhadap peluang teman-teman untuk diterima. Kenapa? Karena itu secara tidak langsung menunjukkan keseriusan teman-teman sendiri dalam melanjutkan studi.

  2. Ya ditulis dalam Bahasa Inggris.

  3. Dicari dlu 40% dari 50 dan 50% dari 70, jumlahkan itu dan kemudia dibagi dengan total undangan yakni 120. Hasilnya dikali 100%


Martha: Terima kasih kak Albert untuk jawabannya. Apakah ada tambahan dari kak Kristian?


Kris: Terima kasih,

  1. saya belum ada LoA saat mendaftar namun harus dipertanggungjawabkan saat wawancara kalau saya sendiri kemarin karena saat penyuluhan kita diberikan waktu 1,5 tahun saat selesai Persiapan Keberangkatan atau Pengayaan Bahasa untuk mencari kampus. jadi bisa saja belum lulus kampus bisa daftar kak.

  2. Jelas dalam bahasa Inggris.

  3. 40% dari 50 = 20. 50% dari 70 = 35 perbandingan jumlah yang hadir : Jumlah Undangan = Perbandingan hadir terhadap 100 55 : 120 = 46 :100 Saya rasa cukup kak martha. Saya kembalikan.


Martha: Baik, terima kasih kak Kristian :). Nah, untuk mengakhiri diskusi kita malam hari ini, saya ingin kakak berdua memberikan pesan atau kata-kata penutup dan bisa juga dorongan semangat agar para peserta diskusi, bisa menjadi seperti kakak berdua suatu hari nanti. Silahkan kak Albert dan kak Kristian?


Albert: Mungkin bukan menjadi seperti salah satu dri kami, karena masing-masing pribadi itu unik 😅. Tetapi bisa mencontoh jalan yang sudah dibukakan terlebih dahulu :).


Albert: Terima kasih Martha :).


Terima kasih juga untuk teman-teman semua yang sudah mau hadir dan bergabung dalam diskusi yang diselanggarakan oleh Kelas Daring IELTS NTT. Semoga informasi yang diberikan tadi bermanfaat ya, mohon maaf juga kalau ada jawaban yang kurang berkenan ataupun pertanyaan yang belum sempat terjawab karena keterbatasan waktu diskusi.


Kesempatan sudah ada, sekarang tinggal bagaimana kita memanfaatkan kesempatan itu. Tidak perlu sungkan untuk bertanya dan belajar dari yang sudah pernah melewati proses itu. Suatu saat, teman-teman akan berada dalam posisi yang sama juga. Kristian  dlu juga sering mengikuti seminar-seminar beasiswa dan diskusi beasiswa, masih ingat waktu itu Kris pernah ikut sebagai peserta dalam seminar kepemudaan yang diselenggarakan oleh Assosiasi MITRA di Undana 3 tahun lalu, kalau tidak salah. Tetap semangat!


Kris: Terima kasih Kak Martha… benar yang Kak Albert bilang… saya juga dulu peserta penyuluhan beasiswa LPDP 3 tahun lalu… tapi Puji Tuhan hari ini saya bisa dapatkan juga berkat yang saya impikan… jangan pernah berhenti mencoba dan belajar juga latihan… Berkat semua Sudah Tuhan atur tinggal kita persiapkan diri untuk terima berkat itu… karena tidak ada kemuliaan tanpa pengorbanan… sukses selalu untuk semua🙏. Semangat


Martha: Terima kasih banyak untuk kesediaan berbagi dan semangat membara yang ditularkan kak Albert dan kak Kristian Semoga kakak berdua juga selalu sukses dalam setiap aktivitas yang dilakukan 🙏


Albert: Terima kasih kembali 🤗


Kris: Terima Kasih juga kak dalam memimpin diskusinya🙏


Martha: Terima kasih juga untuk rekan-rekan peserta yang sangat aktif memberikan pertanyaan dan respon baik terhadap diskusi ini. Semoga seluruh harapan dan doa kita bisa terkabul sesuai dengan waktu terbaik yang Tuhan tentukan. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata yang kurang berkenan, atau pertanyaan yang masih mengganjal karena keterbatasan waktu.


Jangan lupa berikan suka untuk halaman fb https://m.facebook.com/IELTSDaringNTT/ Juga ikuti kami di akun instagram https://instagram.com/kelas_daringieltsntt2019?igshid=1el6cgqkm1j4t


Halaman FB dan Akun IG adalah 2 akun resmi dari kelas daring IELTS NTT 2019, sehingga rekan-rekan dapat mengetahui info-info mengenai kegiatan kami melalui aku tersebut. Notulensi untuk diskusi hari ini juga akan kami buat, sehingga bisa dibagikan kepada teman-teman yang belum bergabung di grup ini. Apabila rekan-rekan memiliki pertanyaan lebih lanjut, kak Albert dan kak Kristian juga masih bersedia untuk menjawab melalui chat pribadi. Namun tentu saja, akan dijawab sesuai dengan waktu luang para narasumber ya, sehingga diharapkan rekan-rekan untuk bersabar bila belum direspon 🙂


Sekian untuk malam ini, selamat melanjutkan aktivitas!:)


Albert: Terima kasih sekali lagi Martha 🙂


Catatan. Artike ini telah dipublikasikan sebelumnya di

Comments


bottom of page