Penulis: Albert Christian Soewongsono
Kelas Daring IELTS NTT, sebuah inisiatif belajar IELTS gratis secara daring bagi masyarakat NTT, mengadakan bincang-bincang mengenai tes Seleksi Berbasis Komputer (SBK) beasiswa LPDP pada Sabtu, 12 Oktober 2019. Diskusi yang diselenggarakan dengan menggunakan grup WhatsApp ini menghadirkan dua orang narasumber, yakni Kristian Zhami Octavianus (akrab disapa Kris), penerima beasiswa afirmasi LPDP tahun 2019, dan Albert Christian Soewongsono (akrab disapa Albert), alumni penerima beasiswa LPDP tahun 2016.
Sesi yang dibawakan dan diarahkan oleh Martha Yesidaneska Sooai (akrab disapa Martha) selaku moderator, dihadiri oleh sekitar 230 peserta diskusi. Martha yang juga merupakan Pemenang I Putri Duta Bahasa Nusa Tenggara Timur (NTT) ini membuka diskusi dengan mempersilahkan masing-masing narasumber untuk memperkenalkan diri dan mengajak para peserta untuk mengikuti halaman Facebook Kelas Daring IELTS 2019 – NTT dan akun Instagram @kelas_daringieltsntt2019. Rekapan hasil diskusi yang berlangsung sekiranya dua jam ini terangkum dalam notulensi di bawah ini:
Martha: Selamat sore rekan-rekan pejuang beasiswa LPDP!😊. Terima kasih sudah bergabung dalam grup diskusi ini. Perkenalkan, saya Martha sebagai moderator diskusi kali ini. Sebelum diskusi ini dimulai, saya ingin mengajak rekan-rekan untuk like halaman FB Kelas Daring IELTS NTT 2019 (https://www.facebook.com/IELTSDaringNTT/) dan follow akun instagram kami @kelas_daringieltsntt2019. Dalam diskusi kali ini, para narasumber akan memberikan penjelasan terkait Tes Potensi Akademik, Tes Kepribadian dan Penulisan Essay On The Spot. Bagi rekan-rekan yang ingin memberikan pertanyaan, silahkan mengirimkannya ke nomer ini. Saya akan menyaring pertanyaan yang masuk sebelum saya berikan kepada narasumber, agar tanya jawab berlangsung secara efisien. Pertanyaan rekan-rekan sudah bisa dikirimkan mulai saat ini :). Untuk membuka diskusi, saya akan persilahkan para narasumber untuk memperkenalkan diri.
Albert: Terima kasih Martha untuk mengarahkan diskusi pada sore hari ini. Perkenalkan, saya Albert, alumni penerima beasiswa LPDP tahun 2016 untuk studi magister matematika di ANU. Sekarang sementara melanjutkan studi Doktoral, juga di Australia. Semoga diskusi sore hari ini bisa memberikan manfaat bagi teman-teman yang sementara mempersiapkan diri untuk mengikuti SBK beasiswa LPDP ya.
Kris: Terima Kasih Kak Martha, Perkenalkan nama saya Kristian Octavianus, Bisa disapa Kris atau Tian, saya lulusan dari Fakultas Sains dan Teknik Matematika Universitas Nusa Cendana. Sekarang Puji Tuhan saya sedang mengikuti proses dari beasiswa LPDP, kemaren saya lulus dari beasiswa afirmasi 3T. Saya harap diskusi ini dapat berguna untuk teman-teman dan kakak-kakak yang sedang mempersiapkan diri untuk SBK.
Diskusi dilanjutkan dengan penegenalan singkat terkait teknis pelaksanaan tes SBK LPDP.
Martha: Nah supaya jangan berlama-lama lagi, saya persilahkan kak Kristian dan kak Albert untuk menjelaskan terlebih dahulu mengenai Seleksi Berbasis Komputer dari LPDP, karena SBK ini dijadwalkan akan diselenggarakan di Kupang tanggal 17 & 18 Agustus 2019. Mohon pencerahannya kak.
Albert: Okay terima kasih Martha :). Seperti sudah dibilang di awal, SBK ini dibagi menjadi 3 bagian, yakni TPA, tes kepribadian, dan essay on the spot. Pada masa saya waktu itu, TPA dan tes kepribadian belum ada, jadi teknis untuk dua tes itu akan dijelaskan lebih oleh Kristian ya.
Untuk Essay on the spot sendiri, sesuai namanya, teman-teman harus menulis esai (dalam Bahasa Inggris bagi pelamar beasiswa ke univ luar negeri) di teman. Peserta akan diberikan dua topik dan memilih salah satunya. Topiknya biasa tentang isu-isu terkini, bisa tentang pendidikan, kesehatan dll.
Waktu yang diberikan sekiranya 30 menit, dan dalam 30 menit itu, teman-teman harus mencakup: latar belakang masalah, penyebab masalah, sudut pandang teman-teman (setuju atau tidak setuju), dan solusi serta rekomendasi, dalam tulisannya.
Martha: Terima kasih kak Albert untuk penjelasannya. Nah bagi rekan-rekan yang ingin tau seperti apa tipe soal TPA yang akan diberikan, silahkan diunduh yang soal TPA yang kemarin sudah dibagikan oleh kak Albert di grup ini :).
Nah kak Albert, terkait LPDP dan TPA ini sudah ada pertanyaan nih kak.
Apakah salah satu syarat dari beasiswa ini adalah punya aktivitas di organisasi-organisasi dan apakah menjadi volunteer juga bisa? (Chandra)
Materi-materi TPA apa saja yg bakal diuji? (Erick)
Albert: saya jawab ya
Sebenarnya keikutsertaan dalam aktivitas sosial bukan syarat yang harus dipunya oleh pelamar, itu bisa dibilang hanya merupakan syarat pendukung saja untuk memperbesar peluang teman-teman diterima. Contoh: kalau hanya dilihat dari akademik, misalkan ada dua orang yang punya prestasi akademik seperti IPK yang sama, tentu jika yang satu mempunyai lebih banyak pengalaman di luar akademik, kemungkinannya lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Oleh karena itu, kalau pengalaman sebegai volunteer ya tidak apa-apa.
Untuk TPA dari LPDP saya kurang tau, silahkan Kristian jawab ya. Tetapi, pada umumnya TPA terdiri dari beberapa seksi, antara lain: tes spasial, logika, numerik, dan penalaran verbal.
Martha: Jadi aktivitas sosial yang kita miliki akan jadi nilai tambah kita di mata pemberi beasiswa ya kak. Nah berarti rekan-rekan jangan lupa juga untuk turut aktif di kegiatan sosial ya!
Albert: Sedikit tambahan, kalau yang di Kupang, teman-teman bisa gabung di Asosiasi MITRA (https://www.facebook.com/CommunityMitra/) atau juga AIYA East Indo, dan beberapa organisasi lainnya (https://www.aiya.org.au/chapters/eastern-indonesia/)
Kris: Mohon ijin kak saya akan menjawab pertanyaan kedua. Pengalaman saya kemarin waktu tanggal 1 Juli 2019 Seleksi Basis Komputer dari LPDP sendiri itu terdiri dari 3 Tes yaitu Tes Potensi akademik, Tes Kepribadian, dan Essay On The Spot. jadi ketiga tes ini dilakukan dalam satu komputer dan 3 Tes ini berlangsung dalam kurun waktu 3 jam satu jam untuk masing-masing tes. dan untuk Essay On The Spot atau EOTS kemarin saya mengisinya dalam bahasa inggris, topiknya juga tentang masalah Indonesia terkini. Kalau TPA sendiri soalnya bisa teman-teman dan kakak-kakak sekalian lihat pada attachment PDF diatas kurang lebih bentuknya sama ada 3 yaitu Tes Linguistik, Logika dan Aritmatik(Numerik). Dan untuk tes kepribadian isi tesnya mengenai keputusan dalam keadaan tertentu contohnya seperti pertanyaan berikut “Anda seorang karyawan dan Pimpinan ditempat anda bekerja meminta anda melakukan hal yang tidak sesuai dengan pemikiran anda apa yang anda lakukan? ” dan tipe-tipenya juga ada beberapa yaitu:
Tentang keputusan pemilihan tentang masalah tertentu contohnya pemilihan warna atau baju.
Mengenai hubungan persahabatan.
Mengenai hubungan keluarga.
Mengenai thema pekerjaan tertentu.
Martha: Baik terima kasih kak Kristian dan kak Albert, kak pertanyaan selanjutnya nih.
Apakah ada penilian tersendiri bagi calon awardee yang lulus dari PTN/PTS, apakah lebih direkomendasi yang dapat beasiswa dari PTN dibanding PTS? (Lucky Adoe)?
Apakah setiap sesi soal TPA (verbal, Numerik, spasial) punya alokasi waktu masing-masing? atau waktunya diakumulasi secara keseluruhan? (Haniva)
Albert: Menurut saya, tidak ada dikelompokkan seperti itu, yang ada hanya pengelompokkan berdasarkan jenis beasiswanya saja. Contoh: BIT (untuk Indonesia Timur), BUDI (Untuk dosen), Afirmasi, dan juga reguler. Penilaiannya lebih kepada kualitas personal masing-masing, bukan dari institusi tempat teman-teman berasal ya. Dulu banyak teman angkatan yang lolos juga dari PTS.
Kris: Iya benar kak Albert saya juga sependapat tidak ada perbedaan dalam pendaftaran. kemarin beberapa teman saya juga berasal dari PTS. Untuk TPA digabung kak tidak dibagi jadi kita yang mengelola waktunya kak – dalam 1 jam kita diberi kesempatan menjawab setelah itu selesai dan pindah ke tes selanjutnya.
Albert: Terima kasih Kris. Jadi hemat saya, latihan manajemen waktunya sedari sekarang sebelum tesnya. Jika merasa kesulitan di salah satu bagian dari tes, berarti perbanyak latihan di bagian itu. Dan setiap kali latihan, dicatat waktu pengerjaannya.
Martha: Terima kasih kak, saya rasa sudah jelas ya jawaban untuk pertanyaan tersebut. Baik pertanyaan selanjutnya:
Apakah mempunyai banyak prestasi merupakan salah satu syarat untuk lolos LPDP?(Priska Manek)
Apa parameter seseorang pelamar beasiswa lolos tes TPA? Apakah ada passing gradenya? Apabila ada bagaimana cara menghitungnya? Hal ini berkaitan dengan pernyataan di booklet LPDP yg mengatakan “kelulusan ujian SBK ditentukan dari hasil TPA”.
Untuk tes soft competency/tes karakteristik pribadi, apakah jenis soalnya menyerupai seleksi CPNS pada umumnya? Adakah tips dan trik menjawabnya mengingat tidak ada jawaban benar dan salah, namun masing-masing jawaban memiliki bobot yg berbeda.
Apakah ada contoh tulisan esai on the spot writing dimana mengikuti pedoman IELTS writing task part II seperti yg diinfokan di group? Kebetulan saya belum tahu seperti apakah esai yg dimaksud tersebut apakah sama dengan esai ilmiah populer pada umumnya ataukah berbeda.
Pertanyaan dari rekan-rekan silahkan dikirimkan ke saya sebagai moderator ya, jangan lupa disertakan namanya juga :). Oh iya, di awal saya mengatakan tes SBK ini akan dilangsungkan pada tanggal 17–18 Agustus 2019, maksud saya 17–18 Oktober ya 🙂 Diskusi ini diselenggarakan untuk membantu rekan-rekan yang akan mengikuti seleksi ini, namun terbuka juga untuk umum yang ingin menambah informasi terkait seleksi ini 🙂
Albert: Saya jawab ya:
Ya tentu itu menurut saya akan masuk dalam penilaian. Jadi apapun prestasinya (dan relevan), jangan lupa dimasukkan ke dalam CV.
Dijawab ya Kristian . Dulu waktu masa saya, setahu saya, memang ada passing gradenya. Dulu waktu itu, jika tidak lolos, bisa bertanya ke LPDP untuk diberitahukan skornya. Tidak tahu untuk sekarang masih bisa atau tidak.
Dijawab ya Kristian.
Ya, kira-kira mirip seperti topik dalam IELTS writing task II. Contohnya kayak gini (Saya ambil dari IELTS): A growing number of people feel that animals should not be exploited by people and that they should have the same rights as humans, while others argue that humans must employ animals to satisfy their various needs, including uses for food and research.Discuss both views and give your opinion. Yang penting dalam 30 menit waktu pengerjaan itu harus memuat: sudut pandangan pribadi terhadap masalah, penyebab masalah, latar belakang masalah, dan juga solusi yang dapat diberikan. Jadi usahakan jangan kepanjangan tulisnya. Justru lebih tidak baik, jika tidak memuat salah-satu dari bagian di atas. Untuk itu sebelum memulai menulis, sisihkan waktu sekira 5 menit untuk brainstorming ideas dan konsep penulisan terlebih dahulu
Kris: Menurut saya,
Banyak Prestasi bukan merupakan syarat namun ada nilai tambahnya kalau punya banyak prestasi tergantung juga jalur LPDP yang kak pilih apakah jalur prestasi atau bukan.
iya ada 50% menjawab benar kalau saya kemarin dari 100 soal, bila benar 3 dan salah 0 nilai Pass gradenya 150.
karena saya belum pernah tes PNS sebelumnyam jadi saya belum tau pasti apakah sama atau tidak namun dari buku yang saya baca kurang lebih sama, tips dan trik sebenarnya tidak ada pakem tertentu saya menjawab sesuai hati nurani… karena kemarin yang dinilai dan ada pass gradenya cuman TPA namun tes ini akan related dengan tes wawancara nantinya begitu juga untuk EOTS.
Kalau kemarin saya lakukan dan apabila dibandingkan dengan tes writing part 2 memang mirip kak.. jadi diberikan masalah dan bagaimana menjawab dari sisi pandang yang berbeda.
untuk pertanyaan nomer 1 bisa dilihat juga dalam booklet berikut ada beberapa jalur LPDP
Martha: Baik, saya rasa sudah cukup menjawab ya untuk keempat pertanyaan di atas :). Mari beralih ke pertanyaan selanjutnya.
Apa ada batasan/minimal kata untuk esai? Apa tips menulis esai dan bagaimana teknis penulisan esai? (Listan) saya rasa untuk tips menulis esai dan teknisnya sudah terjawab di pertanyaan-pertanyaan sebelumnya ya kak.. Namun silahkan jika narasumber ingin menambahkan lagi.
Bagaimana cara memotivasi diri agar semangat melanjutkan studi?(Aline)
Albert: terima kasih untuk pertanyaan-pertanyaannya:
Tidak ada batasan jumlah kata, seingat saya. Tetapi ya, usahakan mampu mencakup semua bagian esai dalam waktu 30 menit itu. Tiga tahun lalu, saya sempat menulis beberapa artikel tentang seleksi LPDP, termasuk Essay on the spot. Silahkan dibaca-baca, barangkali berguna. https://www.aiya.org.au/2016/04/berbagi-pengalaman-mendapatkan-beasiswa-lpdp-bagian-2/ https://www.aiya.org.au/2016/04/berbagi-pengalaman-mendapatkan-beasiswa-lpdp-bagian-1/
Untuk itu personal ya, jadi masing-masing punya cara untuk memotivasi yang berbeda juga. Mungkin yang bisa ditanya terlebih dahulu ke diri: Kira-kira apa saja yang memberatkan diri untuk tidak melanjutkan studi 🙂
Kris: Terima kasih sudah bertanya
saya kemarin ada batasan minimal 150 tapi kalau maksimal tidak ada namun sebaiknya sekitar 250-300.
banyak melihat hasil dari kakak-kakak yang sudah tamat… kebetulan K Albert salah satu inspirasi saya🙏… dan juga dosen saya dikampus mendukung saya untuk lanjut… banyak bicara dengan orang yang sudah atau sementara ingin lanjut…
Catatan. Artike ini telah dipublikasikan sebelumnya di https://assosiasimitra.wordpress.com/2019/10/12/notulensi-bincang-bincang-tes-sbk-beasiswa-lpdp-bersama-kelas-daring-ielts-ntt-bagian-i/
Comments